Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 148

Review Event : Come Together (Sinjitos 10th Anniversary)

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Sinjitos, sebuah label rekaman Indonesia ternama di kalangannnya menggelar sebuah acara musik kaya akan nuansa ekletik di usia yang sudah mencapai satu dekade. Telah mengasuh beberapa musisi/band seperti Lala Karmela, Backwood Sun, Monkey to Millionaire, Bayu Risa hingga Santamonica turut meramaikan “Come Together”—tajuk yang dipilih untuk acara anniversary ini—bertempat di Foundry No 8, SCBD. Hogi Wirjono dan bintang tamu Jagz Kooner (DJ sekaligus Produser terkenal dari UK) ikut menambah meriah di penghujung acara.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Sebagai pemantik awal dipilihlah Monkey To Millionaire (MTM) dengan formasi Wisnu Adji (Vokal/Gitar), Agan Sudrajat (Bass), dan kedua additional player yang hampir secara keseluruhan memainkan album terbarunya bertajuk Inertia. Sambil diselingi ucapan “selamat ulang tahun Sinjitos!” sebagai bentuk interpretasi terima kasih kepada label rekaman yang membesarkan nama MTM sejak album perdananya, Lantai Merah. “M.A.N”, “Senja Membunuh”, “Sepi Melaju”, merupakan nomor-nomor memekakan telinga kurang mencairkan suasana penonton yang begitu dingin mengasup musik unit alternatif-rock ini hingga usai penampilan.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Kemudian, ada seorang solois muda yang menggabungkan Jazz, Electronic, Rock dalam satu kemasan bernama Bayu Risa. Tampil penuh enerjik bersama band pengiring dibubuhi modern dance dengan skill powerfull. Ini kali pertamanya saya melihat peforma pria yang memiliki nama asli Bayu Purwadi Risakotta secara langsung. Fandy DFMC (Vokalis Agrikulture) ikut juga mengisi di beberapa lagu sebagai kolaborator. Tapi, lagi-lagi sangat disayangkan, situasi kurang mendukung untuk berinteraksi kepada pengunjung yang masih malu saat aksi secara sahut-sahutan pada lagu terakhir.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Selanjutnya, suguhan pop manis dari Lala Karmela cukup mengademkan telinga sebentar. Datang bersama materi-materi album Between Us sebagai tahap ‘perkenalan’. Tampil memukau dan komunikatif setiap habis lagu selalu menjadi trik sukses untuk menarik perhatian penonton. Apalagi kaum adam yang lebih banyak terlihat aktif mengabadikan Lala lewat kamera ponsel mereka daripada menghayati lirik lagu yang dinyanyikan.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Backwood Sun, sekumpulan pemuda yang mendeskripsikan aliran musik mereka ‘magic folk’ di setiap partikel lagunya menjadi penampil keempat dalam ulang tahun Sinjitos kesepuluh. Mengharmonisasikan vokal mewah serta melibatkan emosi yang menjadi inspirasi dalam penciptaan lirik. Seperti hasil kawin silang antara Fleetwood Mac dan Mumford and Sons yang melakukan perjalanan panjang di padang gurun. Begitulah analogi singkat saat “Seven Shadows”, “The Man Has Come”, “Wilderness” melantun dengan santai bersama visual yang ciamik.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Lalu BRNDLS—akronim dari The Brandals setelah masuk label Sinjitos—membuat liar suasana dengan set up panggung elegan. “DGNR8” dipilih menjadi lagu pembuka guna untuk mengsinkronisasikan instrumen diikuti “Long Way Home”. Kolaborasi antar BRNDLS bersama Ucok (Homicide) harus digantikan orang lain saat membawakan “Abrasi”. Para Brigade (sebutan fans untuk BRNDLS) juga ikut body surfing di bibir panggung. Aksi klimaks pun dilayangkan seusai “Perak”, mengakhirinya dengan kondisi stage berhamburan alat musik yang mereka sengaja banting.

Seharusnya The Porno ikut mengisi bagian di acara ini, namun karena kondisi kesehatan sang drummer yang kurang memungkinkan bergabung akhirnya mereka lebih memilih tidak hadir.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Setelah dua tahun tak muncul di permukaan publik, malam itu Santamonica spesial tampil untuk memperingati satu dekade Sinjitos—yang dimana kita ketahui kalau Joseph Saryuf (synth) merupakan produser utama label rekaman ini. Terdengar nada kegrogian menyambut penonton yang sudah siap menantikan mereka. Malam itu membawakan tembang-tembang penuh memorabilia di zamannya seperti “Silent Society”, “Wanderlust”, dan “Ribbon and Tie”. Memang sulit membangun suatu ‘keintensitasan’ dalam band yang vakum dalam itungan tahun. Tapi, keseluruhan mereka cukup solid mengembalikan nuansa skena musik 2005 di Foundry No 8.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

“Come Together” diteruskan oleh produser sekaligus DJ yang bertanggung jawab atas dirombaknya lagu-lagu milik Oasis, Primal Scream, Bjork hingga Royal Trux secara remix bernama Jagz Kooner. Memiliki skill meramu musik sejak umur 12 tahun bukan suatu hal yang heran jika ia bisa diajak berkerja sama oleh Andrew Weatherall (seorang DJ kawakan) pada usianya yang ke 20. Dilanjut dengan Hogi Wirjono yang beraksi sampai subuh tiba menandakan  Sinjitos 10th anniversary telah berakhir.

For more photos click here.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 148

Trending Articles