Gue bakal nyoba ngereview album ini tanpa nginget band-band jaman grunge dulu, dari mulai yang alot kaya Nirvana sampe yang lunak macam The Vines. Jadi ini semacam percobaan singkat untuk mendengar dan mereview sebuah album grunge / alternative rock kelahiran tahun 2013 khususnya album Better Days dari The Black Clouds, tanpa kilas balik dari pengetahuan dan pengalaman akan genrenya selama tahun ’90an. Apakah secara audio saja, album ini akan terdengar “indah” di kuping?
Subjek adalah orang Indonesia berumur 29 tahun, kuping kanan dan kuping kiri masih berfungsi dengan baik, sudah menikah dan dengan tingkat kedewasaan yang lumayanlah.
Objek adalah album Better Days oleh band D.I.Y. asal New Jersey yang bernama The Black Clouds. Album dimix oleh John Angello (Dinosaur Jr, Sonic Youth, Hold Steady). Jumlah lagu 13, durasi 37 menit. Didengarkan menggunakan earphone stereo pada umumnya.
Hasil analisa cepat:
1. Objek mempunyai vokal yang cenderung agresif, straightforward, tanpa build up yang natural, serta layering yang bisa memberikan depth atau tingkat kedalaman emosi. Apakah relevan dan dapat menstimuli mental subjek? Tidak. Alasan: Vokal terdengar self conscious, terlalu fokus dengan sound growlnya sendiri. Manly yet unmanly.
2. Objek mempunyai musik yang berpusat kepada bunyi frekuensi gitar listrik. Elemen-elemen gitar listrik berupa 1% reverb 29% feedback, 70% distorsi & fuzz. Dimainkan seperti sudah keharusan atau obligasi, mungkin karena musik genre, terkecuali pada track Whereabouts Unknown dimana ada sedikit sentuhan surf rock. Hasilnya adalah bunyi-bunyian gitar listrik yang tidak terlalu hidup. Noise without a cause.
Sepanjang 37 menit, album ini secara audio / musik terdengar sangat datar dan membosankan. Range frekuensinya bercokol disitu-situ saja. Dan secara lagu, album ini terdengar seperti anak muda yang masih takut untuk mengutarakan perasaannya yang sebenar-benarnya, lalu berlindung dibalik distorsi dan growls yang pada kasus ini, tidak menutupi sesuatu yang spesial juga.